Pipa PDAM Rusak Hambat Pasokan Air di Purwakarta
INILAH, Purwakarta – Akibat adanya gerakan tanah, pipa utama PDAM di Kampung Cilembang Sari Desa Cipeundeuy Kecamatan Bojong rusak. Hal tersebut membuat ribuan pelanggan di 17 wilayah tak akan mendapat pasokan air bersih selama tiga hari ke depan.
Berdasarkan peta yang ada di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purwakarta, kerentanan gerakan tanah di wilayah Cipeundeuy masuk kedalam kategori zona kuning (gerakan tanah sedang). Sehingga begitu diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir, berimbas pada gerakan tanah. Dimana pergerakan yang terjadi menimbulkan pengaruh pada pipa utama PDAM berdiameter 30 cm.
Adanya kerusakan pada pipa yang menjadi saluran utama itu, air bersih bagi 17 titik di Kecamatan Purwakarta itu menjadi tersendat. Sontak saja, para pelanggan di 17 titik yang terdiri dari sejumlah perumahan, instansi pemerintah, mau tak mau harus mendapat pasokan air bersih secara langsung melalui tanki PDAM.
Kepala Dinas ESDM Kabupaten Purwakarta Wawan Tarsamana Setiawan mengatakan baru mengetahui adanya kerusakan pipa utama PDAM akibat gerakan tanah itu, setelah mendapat surat pemberitahuan bernomor 01/Pen/PDAM/I/2013 dari BUMD tersebut. Adanya surat tersebut, sudah menjadi kewenangan pihaknya untuk memastikan ke lapangan. Terlebih, kerusakan jaringan itu lantaran terjadi akibat gerakan tanah.
Dalam surat itu menyebutkan, dampak dari kerusakan saluran utama itu, yakni 17 titik tidak akan mendapat pasokan air bersih selama tiga hari ke depan. Adapun wilayah tersebut di antaranya, di sepanjang Jalan Ipik Gandamanah, Perum Ciwareng, Perum Munjul Jaya Permai, Perum Dian anyar, Perum Munjul Jaya Lama, Perum POJ, Graha Mutiara2, sepanjang Jalan Veteran, Citalang Indah, Perum Oesman Singawinata, Jalan Taman Pahlawan, Bumi Jaya Indah, Perum PJI, Jalan Kopi, Komplek KPN, dan Graha Citalang.
“Kita baru tadi siang mengetahui adanya kerusakan pipa PDAM akibat gerakan tanah. Ya jelas kita akan langsung akan memastikan ke lapangan. Jika dibiarkan, dampaknya sangat luar biasa. Apalagi, 17 wilayah dalam waktu tiga hari tanpa pasokan air bersih,” kata Wawan kepada INILAH, Rabu (16/1).
Wawan mengatakan sejauh ini instansinya belum mendapat laporan adanya imbas akibat cuaca ekstrim, kecuali pemberitahuan pipa rusak dari PDAM itu saja. Namun demikian, berbagai antisipasi terus dilakukan pihaknya, terutama pada daerah yang masuk kategori zona merah dan kuning. Salah satu bentuk antisipasinya, yakni dengan melarang aktivitas penambangan Galian C pada daerah rawan longsor.
Selain itu, lanjut Wawan, pihaknya juga telah berkirim surat berisi imbauan kepada setiap Camat supaya mengimbau penambang legal di masing-masing wilayahnya untuk tidak dulu melakukan aktivitas pertambangan. Karena jika memaksakan melakukan aktivitas pertambagan di musim hujan, sangat berisiko terjadi longsor yang membahayakan keselamatan jiwa.
Sementara itu sejumlah warga yang berada di 17 titik yang pasokan airnya terganggu, mengaku belum mengetahui bakal mengalami kesulitan air bersih. Bagi mereka tidak menjadi masalah asalkan pemerintah setempat memberikan konvensasi berupa pengiriman pasokan air melalui tanki.
“Ya jelas sangat berdampak, meskipun hanya tiga hari. Apalagi, air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Sampai saat ini kami belum mendengar adanya hal itu,” cetus Dian, salah seorang warga di Jalan Veteran.[jul]
Category: Liputan Media